Autobiografi Rahasia Singkat


Post

Ah Ho! Tidakkah kau mengenaliku?
Jika kau tidak mengenaliku,
Aku adalah Dia yang melintasi seluruh tempat tinggal, wilayah, dan lahan pemakaman.
Aku adalah sang ilusionis yang muncul sebagai apa pun, melakukan apa pun.
Dengan gaya yang tak dapat diperkirakan, Aku memiliki beribu nama.
Aku adalah samsara. Aku adalah nirvana.
Aku adalah bunda mulia dari ruang dasar non-dual.
Aku adalah sang pemimpin — Ekazati.
Dalam kedamaian yang terdalam, Aku memperlihatkan diri-Ku sebagai Adi Buddha.
Jika Aku murka, Aku memperlihatkan karunia juga kehancuran dari eksistensi.
Jika Aku makan, baik samsara maupun nirvana tersembunyi di dalam perut-Ku.
Ketika Aku lapar, Aku menghancurkan segalanya menjadi sunyata.
Ketika Aku haus, Aku akan meminum apa pun dengan upeksha (keseimbangan batin).
Tiada seorang pun dapat mencapai kesimpulan yang pasti tentang-Ku.
Mereka yang telah mencapai kesimpulan masih berkeliaran dalam delusi.
Selain daripada-Ku, tidak ada jalan masuk;
Jalan masuk ini tampak kepada masing-masing individu, begitu banyaknya.
Jalan mana pun yang ditempuh, mereka tetap berada dalam hamparan-Ku.
Dengan begitu, Akulah ratu tertinggi yang maha besar.
Dari hamparan luas yang tidak memiliki ciri khas,
Mengapa Aku mengambil wujud ini melalui upaya kausalya -- cara terampil?
Aku menghimbaumu dengan kidung indah nan merdu ini
Untuk mengutarakan, dengan cara yang sama, sifat-sifat luar biasamu sendiri!

Demikianlah dakini bersabda, dan inilah yang kunyanyikan sebagai balasan:

Kyé Ho! Ratu sejagat raya dari samsara dan nirvana,
Akulah Adi Buddha nan asali.
Dalam hakikat dasar kemurnian tertinggi samsara dan nirvana yang tidak berbeda,
Tak terubahkan oleh kecacatan dan sifat apa pun,
Akulah Bhagawan Kuntuzangpo, yang Maha Baik lagi Maha Hadir.

Aku tak tahu caranya menyimpang dari hakikat dasar fenomena (nan asali) ini.
Tubuh dan kebijaksanaan dari pencerahan yang terjadi secara alami
Tidak memiliki karakter atau pun batasan-batasan cacat.
Akulah Nampar Nangdzé, Pemberi Cahaya Penampakan Suci.

Dalam ekspresi dinamis dari pertunjukkan Kebahagiaan Besar (maha sukha) yang hadir secara spontan,
Aku ini apa adanya, tak terbentuk dari apa pun juga.
Vajra bijaksana dari kebebasan alami milikku menghancurkan kedua jenis kekotoran batin.
Akulah Vajrapani (Penggenggam Vajra).

Dalam sinar dari hakikat realitas, terbebas dari hal yang rumit dan ekstrem,
Aku menampakkan diri sebagai ilusi tubuh bijaksana di hadapan para pengikutku yang taat,
Bagaikan tarian bulan di atas air.
Akulah Padmasambhava.

Dalam vajraku yang maha bersinar nan tak terhancurkan,
Aku menghancurkan segala konsep iblis.
Murka dari kebijaksanaan yang ganas,
Akulah Vajra Murka.

Sifat utamaku ialah seperti yang telah kugambarkan,
Namun dengarkanlah aku lebih jauh, daki-ma (bunda dakini [ma = bunda, daki = dakini]).
Terkadang, dalam perwujudan aspek dari ilusi ajaib nan suci,
Sejak umur delapan tahun,
Sebagai pertanda karena aku telah melihat kebenaran dari hakikat realitas nan alami,
Aku memandang eksistensi sebagai ombak darah.
Tak dapat memahami kedalaman dan tepiannya,
Teror dan panik yang tak tertahankan melekat untuk waktu yang lama.
Ketika ketakutanku mereda, katalis tersebut
Membuatku mengerti eksistensi yang muncul tak lain hanyalah sebagai manifestasi diri.

Saat berumur sepuluh tahun,
Aku bertemu Orgyen Tsokyé Dorjé, Vajra Yang Terlahir Dari Danau
Dan menerima darinya abhisheka, pemberkatan, dan izin
Atas pembebasan penuh dari samsara.
Ia menyatakan diriku sebagai emanasi tertinggi
Dari Maha Dorjé Drolö yang agung.

Kemudian, dalam penglihatan murni dari manifestasi diri nan asali
Berulang kali aku bertemu Bhagawan Pema Jungné, Padmasambhava;
Beliau menganugerahkanku keyakinan melalui [kekuatan yang membawa] kematangan spiritual nan meluas dan mendalam dan juga [petunjuk yang mengarah ke] Pembebasan,
Dan berjanji padaku bahwa kami tak akan pernah, bahkan untuk sekejap pun, terpisah.

Setelah itu, dakini nan bijaksana
Menuangkan tiga belas benih moster
Ke atas cermin biru yang jernih sambil berkata,
“Pribadi yang luhur, Engkaulah Dorjé Drolö.
Simpanlah cermin ini, [gambaran dari] pemikiran bijaksana,
Di hatimu. Ini merupakan abhisheka wawasan kebijaksanaan yang luhur.
Biji-biji moster ini melambangkan tiga belas daka (Pahlawan Spiritual dalam wujud pria; jika wujudnya wanita disebut dakini).
Di akhir kehidupanmu sebagai manusia,
Mereka akan menjadi pengikut yang mewujudkan keberadaan agung
Dari Vajradhara, di dalam kehidupan ini.

Semenjak itu, dari waktu ke waktu di dalam mimpi dan pengalaman meditatif,
Aku bertemu dengan banyak buddha dan bodhisattva.
Khususnya, aku bertemu Jampal Yang, Manjusri – Melodi Kemegahan nan Lembut,
Dan aku dipercayakan dengan doktrin ajaran sutra dan tantra nan mendalam.

Dalam manifestasi diri tertinggi dari Tanah Murni yang Tak Tertandingi,
Maha Dorjé Drolö yang agung
Memberkatiku menjadi tak terpisahkan darinya.

Dalam manifestasi diri dari Kenikmatan Surgawi Tanah Murni,
Aku bertemu dengan delapan Vidyadhara (Pemegang Pengetahuan Tertinggi)
Dan menerima kekuatan doktrinal dari kedelapan heruka. 

Dalam manifestasi diri dari Gunung Berwarna Tembaga,
Aku menerima dari kedelapan Mahasiddha,
Dan terutama dari Vidyadhara Hungkara yang Tertinggi,
Abhisheka dalam lingkaran sakral tantra Vajrayana
Dan segel kepercayaan atas ajaran-ajaran Mereka.

Dalam hamparan manifestasi diri Sinar Teratai,
Aku bertemu dengan ilusi tubuh-tubuh bijaksana dari
Drimé Ozer, Jikmé Lingpa,
Dan Drubwang Kunzang Shenpen,
Dan menerima segel kepercayaan atas siklus ajaran Esensi Hati nan mendalam.

Dalam hamparan Matriks Magis Cahaya Jernih (prabhasvara),
Sangdak Chana Dorjé, yaitu Bhagawan Vajrapani,
Memberiku instruksi inti yang terdalam atas tantra-tantra rahasia yang tertinggi.
“Kau, pribadi yang paling unggul, dan aku, Bhagawan Vajrapani,
Sekarang telah menjadi tak terpisahkan. Ini merupakan janji vajraku.
Untuk selanjutnya, mulai dari kau hingga tiga generasi transmisi silsilah ini,
Seratus Pemegang Kebijaksanaan (Vidyadhara) akan mencapai Tubuh Pelangi
Jika segel terdalam atas ajaran-ajaran sakral tetap tak terputuskan.”
Begitulah ia bersabda, lalu memberikan padaku abhisheka doktrinal
Atas petunjuk inti yang mendalam untuk pembebasan diri atas pemahaman dualistis.

Sekali lagi, dalam manifestasi diri Kebahagiaan Luar Biasa Tanah Murni (Maha Sukhavati Loka),
Di dalam istana manifestasi Cahaya Jernih,
Aku bertemu dengan Mahasiddha Bhagawan Garab Dorjé.
Dari mulut Buddha itu sendiri kata-kata ini terucap:

“Dengarkan aku Dudjom Trolö Tsal (Dudjom Lingpa)!
Raja Dza, penguasa Rahasia-Rahasia Besar,
Telah mengemanasi sebagai putramu untuk menghidupkan kembali doktrin dan makhluk-makhluk.
Ketenaran dan kemasyhurannya akan mengisi Trailokya survase
Dan ia akan menaklukkan kesembilan negara gelap yang merupakan wilayah para iblis.

Aku juga telah beremanasi sebagai anakmu.
Ketika aku mencabut kekuatan hidup dari kedelapan suku roh sombong,
Aku akan bekerja demi kebaikan para dewa dan iblis yang tak berwujud,
Dan membawa matahari terbit atas doktrin Mantra Rahasia.
Shri Sengha telah mengemanasi sebagai anakmu.
Ia akan menaikkan panji ajaran Cahaya Jernih
Dan memimpin lingkaran yang terdiri dari lima ribu pengikut.
Ia akan menanamkan batang pohon doktrin Esensi Hati.

Yudra [Nyingpo] akan beremanasi sebagai keponakanmu,
Dan berperan sebagai kunci dari harta spiritual yang mendalam.

Sampai garis keluargamu mencapai akhir,
Ia (garis keluargamu) akan selalu terdiri dari vidyadhara nan suci.”

Lalu ia menganugerahiku nubuat dan abhisheka lagi.

Selain itu, dalam manifestasi diri atas penglihatan suci yang murni,
Aku melihat wajah rombongan yang maha agung
Dari buddha, bodhisattva, dan dakini
Sebagai ilusi magis penampakan suci kebijaksanaan.
Mereka memberikanku abhisheka dan nubuat yang tak terkirakan.
Khususnya, Orgyen Yang Agung menerimaku
Tanpa terpisahkan biarpun hanya sekejap.

Seperti yang telah digambarkan, sifat-sifat penting yang istimewa ini—
Kekuatan, nubuat, berkat, dan pemindahan garis keturunan yang bijaksana ke pemikiranku—
Membuatku luar biasa.

Dengarkan aku lagi, sayangku.
Sepanjang kehidupan manusiawi ini, sejak awal mula hingga akhir,
Meskipun aku belum pernah mengandalkan lama manusia,
Takdir karmaku melalui pelatihan sebelumnya telah bangkit,
Dan aku dengan mudah mencapai keadaan seorang vidyadhara.
Aku tidak bergantung pada kata-kata atau metafora,
Namun kekayaan hamparan dari realitas meluap.
Seluruh penampakan suci muncul sebagai petanda dan metafora.
Aku menjadi sadar akan kemurnian setara tertinggi atas samsara dan keberadaan non-duniawi.
Seluruh fenomena telah dimurnikan sebagai kesadaran telanjang.
Aku mendapatkan keahlian dalam Dzogchen (Kesempurnaan Agung)

Melalui mata yang membelalak dari wawasan dan kebijaksanaan agung,
Aku melihat kenyataan dari sifat realitas.
Kekuatan batinku meyakinkan bahwa aku tak perlu melihat-lihat di dunia pancaindra.

Dengan kekuatan besar sebagai raja otonom,
Aku mencapai keadaan tak tersangkalkan dalam diriku sendiri.
Kekuatan batinku meyakinkan bahwa aku tak perlu menggubris penilaian orang lain.

Seluruh sifat tertinggi Kuntuzangpo Yang Maha Sempurna,
Tak tersembunyikan: Aku telah merealisasi keadaan batin suci Kuntuzangpo.
Aku tak perlu bergantung pada ajaran dan pembelajaran lisan.

Aku melihat kesetaraan sempurna
Dari samsara dan nirvana sebagai sesuatu yang tidak lain merupakan diriku.
Kekuatan batinku meyakinkan bahwa aku tidak perlu menaati [jalan-jalan spiritual yang membuat] perhitungan dan daftar-daftar.

Dalam diriku, aku meraih Kesempurnaan Luar Biasa
Yang di dalamnya seluruh jalan dan tahap adalah satu.
Kekuatan batinku meyakinkan bahwa aku tak perlu melakukan meditasi dengan ketergantungan, belenggu, dan kesesakan.

Aku mencapai perpaduan dari esensi yang paling dalam
Dari kelompok-kelompok sutra yang seluas lautan dan tantra Mantra Rahasia:
Aku tak perlu keluar di dunia, mencari-cari layaknya pengemis. 

Dengan begitu, aku meraih kemahiran atas harta spiritual yang agung
Dari hamparan tubuh dan nirwana yang bijaksana.
Kekuatanku meyakinkan bahwa ada pengikut, pria dan wanita beruntung,
Yang terhubung denganku melalui doa aspirasi dan karma.
Dengan mengamankan warisan spiritual mereka—garis keturunan pikiran yang bijaksana—
Mereka menjadi vidyadhara dan hanya itu.
Tanpa diragukan lagi, ini merupakan ajaran Pema.

Hal-hal ini adalah sifat-sifat yang paling dimuliakan di antara yang lain.

Begitulah aku berbicara.
Dakini yang bijaksana bersenandung,

Baiklah kalau begitu, suatu saat di kemudian hari,
Syair atas sifatmu yang luar biasa ini
Akan berguna untuk tujuan yang besar. Maka ungkapkanlah ini dalam bentuk tulisan.

Begitulah dakini berbicara, lalu ia menghilang dalam ilusi magis hakikat dasar realitas.